Artikel Populer tentang Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Iklan Media Cetak atau Digital Terbaru


Oleh: Gita Indah Cahyani 
 
Iklan merupakan alat komunikasi yang memiliki kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan, atau ide ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif . Dalam hal ini iklan bertujuan agar menarik perhatian atau membujuk supaya orang dapat membeli barangnya. Oleh karena itu, bahasa iklan pun dibuat semenarik mungkin supaya dapat memikat konsumennya. Umumnya iklan bersifat komersial. Namun, iklan juga ada yang bersifat nonkomersil atau iklan layanan masyarakat. Banyak jenis media periklanan untuk digunakan promosi. Media tersebut antara lain media televisi, internet, media cetak, pos langsung, majalah, radio, dan iklan outdor. 
 Iklan outdoor atau media luar ruang adalah iklan yang berukuran besar dipasang di tempat-tempat terbuka, seperti di gedung, pagar, tembok dan sebagainya . Meskipun media televisi dan digital menjadi primadona untuk promosi, iklan media luar ruang masih diminati oleh pelaku usaha karena dipandang lebih efektif dan efisien dalam mengenalkan jasa konsumen. Salah satu kelebihannya dapat menguasai pasar lokal secara lebih baik yang target konsumennya merupakan masyarakat yang berada di sekitar wilayah pemasangan media tersebut. Seiring dengan kemajuan informasi, entah sadar atau tidak justru ada kalanya iklan jauh dari bahasa yang efektif dan tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang benar. Para penggarap iklan menganggap bahwa menggunakan kosakata dari bahasa Indonesia yang telah dibakukan terkesan kaku dan sulit akrab di telinga masyarakat, padahal seperti tertulis pada pasal 36 UUD 45 1945 yakni “bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.” Bahasa iklan mempunyai pengaruh kuat dalam penyebarannya kepada masyarakat. 
Oleh karena itu, siapa pun itu termasuk pembuat iklan harus menjunjung bahasa Indonesia tanpa merusaknya. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional berdasarkan sumpah pemuda 1928 dan sebagai bahasa negara berdasarkan UUD 1945, sedangkan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa daerah. 
Masalah dalam penelitian ini adalah kesalahan berbahasa dalam penulisan iklan Usaha Pada Media Cetak Berdasarkan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk kesalahan berbahasa dan penggunaan unsur asing dalam penulisan iklan pada media cetak di Kota Medan. Dari analisis yang di peroleh peneliti mendapat data sebanyak 18 data kesalahan berbahasa penulisan iklan pada media cetak berdasarkan jenisnya. Jenis bahasa gaul ada 4 (empat) jenis yaitu: jenis kesalahan pemilihan kata ada 7 (7,6%) data, jenis kesalahan tanda baca ada 5 (5,9%) data, jenis kesalahan penggunaan huruf kapital ada 3(3,2%), dan jenis penggunaan bahasa asing ada 3 (3,2%) data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa pemakaian ejaan, tanda baca, dan pilihan kata masih banyak ditemukan pada iklan usaha media cetak. Kesalahan berbahasa tersebut bisa saja terjadi karena beberapa faktor. Faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa yaitu, terpengaruhnya bahasa yang lebih dahulu dikuasai, pengajaran bahasa yang kurang tepat, dan kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya. Selain itu, kelemahan, keletihan, dan kurangnya perhatian juga menjadi salah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa. 
kehidupan manusia tak akan pernah lepas dari peran bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Tak hanya digunakan sebagai alat berinteraksi secara langsung, bahasa juga digunakan manusia sebagai alat untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun mempromosikan sesuatu melalui tulisan. 
 
Tak jarang, ditemui media luar ruangan seperti iklan, spanduk, baliho, ataupun pamflet yang digunakan masyarakat untuk menyampaikan tujuannya melalui tulisan. Namun, hal ini tidak sejalan dengan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 
Banyak ditemui di sepanjang jalan di kota Jakarta tulisan dalam media luar ruangan yang abai dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut dapat berupa penulisan preposisi dan prefiks, pemilihan diksi, penggunaan huruf kapital, penulisan ejaan asing dan masih banyak lagi. 
pengertian kesalahan berbahasa menjadi tiga, yakni penyimpangan (lapses), kesalahan (error) dan kekeliruan (mistakes). Penyimpangan mengacu pada kesalahan berbahasa akibat ketidaksengajaan dari penulis atau penutur, kesalahan atau error mengacu pada ketidaksesuaian penggunaan kata atau ungkapan dalam menggambarkan situasi tertentu dari penulis atau penutur, sementara kekeliruan atau mistakes mengacu kapada kesalahan bahasa karena adanya pelanggaran aturan tata bahasa. 
Data di atas terjadi kesalahan berbahasa mengenai penggunaan preposisi di- yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Pada kata “DISINI” melanggar aturan kebahasaan karena kata ‘sini’ menunjukkan keterangan tempat. 
Pada kalimat DISINI BISA PINJAMAN DANA MULTIGUNA seharusnya menjadi DI SINI BISA PINJAMAN MULTIGUNA karena penggunaan preposisi di- harus dipisah dengan keterangan tempat setelahnya. 
sejarah bahasa dimulai sejak awal keberadaan manusia. Dengan demikian, sejarah bahasa berlangsung sepanjang sejarah manusia,. Hal ini berbeda dalam perspektif alQur‟an tentang penjelasan dari mana asal-usul bahasa sebgaimana di jelaskan dalam  (Q.S al-Baqarah : 31) (Artinya :Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama bendabenda itu jika kamu mamang benar orangorang yang benar!” 
(QS. Al-Baqarah: 31) 
Ayat yang secara eksplisit berbicara tentang bahasa secara umum di dalam alquran, hanya ada satu ayat, yaitu QS 30 (Ar-Rum:22) yang terjemahannya seperti berikut:“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptanya langit dan bumi, dan perbedaan bahasamu serta warna kulitmu. Sungguh pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengetahui 
(QS 30:22) 
Bahasa menurut para ahli: 
Menurut Carrol ,Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapatdigunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok. 
Menurut Gorys Keraf ,Bahasa  adalah sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA CETAK

Bagaimanakah perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa ?