Kesalahan Penggunaan Bahasa oleh Generasi Melenial dan Gen Z
Kesalahan Penggunaan Bahasa oleh Generasi Melenial dan Gen Z
27 November 2023
Penulis: Muhamad Habil Husein.E
Jati diri sebuah bangsa salah satunya dapat dilihat dari bahasa, tak terkecuali bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memegang peranan penting pada semua aspek kehidupan sehari-hari warga negara Indonesia dalam hal berkomunikasi. Sering kali dengan alasan mempermudah komunikasi, tidak sedikit orang menggunakan bahasa Indonesia dengan tidak baik dan benar. Karena itu, perlu adanya kepatuhan dalam penggunaan bahasa Indonesia, agar pertahanan bahasa Indonesia tetap terjaga, mengingat banyak pengaruh dikarenakan globalisasi, salah satunya pada sektor pendidikan.
Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994:11). Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia.
Bahasa menunjukkan bangsa. Itulah kata bijak yang sejak lama tertanam dalam benak kita. Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, bahasa yang bukan hanya menjadi kebanggaan dan identitas, tapi juga alat persatuan yang berjasa dalam sejarah Indonesia. Namun bagaimana sekarang? Di era milenial seperti saat ini masihkah ada kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia? Salah satu kelemahan orang Indonesia untuk bersaing dengan orang luar negeri adalah bahasa. Kultur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat sebagian besar rakyat Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia.
Kesadaran itulah yang kini mulai disadari keinginan belajar dan menggunakan bahasa asing mulai tumbuh. Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing justru membuat bahasa Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama kaum milenial yang tinggal di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia. Banyak diantara mereka yang bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Mengapa itu bisa terjadi? Keinginan mempersiapkan anak memasuki era globalisasi tentu boleh-boleh saja. Namun jika itu mengorbankan jati diri bangsa apalah gunanya.
Namun yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan, anak-anak justru semakin asing dengan bahasa lokal. Menjamurnya bahasa bilingual memperparah kondisi ini, beberapa sekolah yang berlabel “sekolah Internasional” bahkan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar kegiatan belajar satu mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa jam dalam seminggu. Kehidupan dan interaksi anak muda milenial pun terlepas dari “kontaminasi bahasa”. Penggunaan istilah-istilah yang entah dari mana asalnya semakin menghilangkan wujud asli bahasa Indonesia. Di era milenial saat ini, bahasa Indonesia banyak tercampur dengan bahasa asing. `kids jaman now` menggantikan istilah remaja masa kini `woles` yang menggantikan santai, konon diambil dari kata slow yang diucapkan terbalik.
Serta masih banyak istilah-istilah yang sebelumnya tidak terkenal. Secara umum, remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa, remaja merupakan peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak memiliki status anak.
Generasi Millennial dan Gen Z, sebagai bagian integral dari perkembangan budaya digital, seringkali mengekspresikan diri melalui berbagai platform online. Namun, kesalahan penggunaan bahasa menjadi fenomena yang patut dicermati dalam konteks ini.
1. Penggunaan Singkatan yang Berlebihan: Sebagian besar dari mereka cenderung menggunakan singkatan dan akronim secara berlebihan, mereduksi kompleksitas komunikasi dan mengabaikan norma kebahasaan yang seharusnya.
2. Desain Bahasa yang Tidak Formal: Penggunaan kata-kata informal yang seharusnya digunakan dalam konteks teman-teman dapat meluas ke situasi yang memerlukan tingkat keformalan yang lebih tinggi, seperti dalam lingkungan profesional.
3. Pengaruh Bahasa Inggris dalam Kalimat Bahasa Indonesia: Penggunaan istilah-istilah asing dan campuran bahasa Inggris dalam kalimat bahasa Indonesia dapat menimbulkan kebingungan dan merusak keaslian bahasa ibu.
4. Gaya Penulisan yang Kurang Tepat: Tendensi untuk mengabaikan struktur tata bahasa yang benar, pengejaan yang kurang hati hati, dan penggunaan simbol atau karakter non-standar dapat menghambat pemahaman pesan.
5. Kurangnya Kesadaran akan Budaya Bahasa: Generasi ini terkadang kurang memahami pentingnya melestarikan bahasa dan norma bahasa untuk mempertahankan identitas budaya.
ا َن يَنْ َزغُ يْطَ ن الشَّ َّ نۚ إِ ْحسَ ُ َ تِي ِه َي أ َّ وا ال ُ ول ْل لِ ِعبَا ِدي يَقُ َوقُ ِينًا مب ُ وا ًّ ُ ِن عَد ْْلِنْسَا ا َن كَا َن لِ يْطَ ن الشَّ َّ ۚ إِ ه ْم ُ بَيْنَ
Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
Kesimpulan dan pendapat: Meskipun generasi Millennial dan Gen Z memiliki cara unik untuk berkomunikasi, penting untuk meningkatkan kesadaran akan penggunaan bahasa yang tepat. Dengan merawat bahasa, kita dapat memastikan bahwa komunikasi tetap efektif dan kekayaan budaya tetap terjaga
Komentar
Posting Komentar