Studi kasus kesalahan penggunaan bahasa oleh milenial dan Gen Z


 

Dibuat oleh Novita fakhar 

  

Dahulu bahasa Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah berbahasa yang tepat. Namun kini, seiring dengan perkembangan teknologi dan pengaruh budaya luar, bahasa Indonesia rusak justru di tangan para pemudanya sendiri.Penggunaan bahasa Indonesia oleh remaja masa kini, terutama di kota-kota besar, sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar. 

Remaja mencampur adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan bahasa asing kemudian menyebutnya sebagai “bahasa gaul” kosakata baru banyak muncul untuk mengganti kata-kata dalam bahasa Indonesia. Misalnya “gue” yang berarti bahasa Betawi, digunakan untuk mengganti “saya”; “loe” untuk mengganti kata “kamu”; “nyokap- bokap” untuk mengganti kata “ayah-ibu” dan muncul kosa kata yang tidak jelas artinya seperti “lebay”, “kamseupay” dan muncul partikel-partikel seperti sih dan`dong`.Ironisnya, penggunaan bahasa gaul ini tidak hanya di lingkungan pergaulan,namun telah mendarah daging dan tak jarang digunakan remaja di sekolah,bahkan ketika tes atau pelajaran bahasa Indonesia sekalipun. 

Dari pengaruh tersebut didapatkan tiga bahasa yang digunakan remaja saat ini,yaitu yang pertama bahasa prokem atau bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan dikalangan pemuda ataupun remaja yang dalam penggunaan bahasa seenaknya sendiri sehingga masyarakat tidak dapat memahaminya dalam proses komunikasi. Bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan dikalangan remaja karena pengaruh arus globalisasi.Bahasa gaul juga merupakan ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul, bahasa karena pengaruh waktu. Kedua yaitu bahasa asing, bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal sebuah tempat tertentu misalnya, bahasa Indonesia yang dianggap sebagai sebuah bahasa yang asing diAustralia. Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah air atau negara asal seseorang. Sangat disayangkan bahwa bahasa asing terutama bahasa Inggris telah memperkaya kosa kata bahasa Indonesia dan yang tidak dipungkiri lagi banyak diantara mereka yang menuliskan kosa kata asing padahal kosakata itu telah di Indonesiakan. Dan yang ketiga adalah bahasa daerah yang merupakan warisan budaya dari daerahnya masing-masing di wilayah Indonesia. Bahasa daerah merupakan identitas dari daerahnya masing-masing. Indonesia kaya akan bahasa daerah, tetapi seperti yang kita ketahui penggunaannya kadang tidak sesuai pada waktunya. Remaja yang berada dalam suasana formal dan lingkungan akademik seharusnya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar tetapi kenyataannya mereka masih membawa bahasa asalnya atau bahasa daerah. 

Pengelompokkan generasi muncul dalam dunia kerja berdasarkan sumber daya manusia. Penelitian terkait perbedaan generasi ini pertama kali dilakukan oleh Manheim Menurutnya generasi adalah konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki umur dan pengalaman historis yang sama (Budiati, 2018). Kebiasaan setiap generasi juga punya karakteristik masing-masing sesuai dengan perkembangan zaman. Howe dan Strauss (Zorn, 2017) mendefinisikan generasi milenial sebagai generasi yang kaya, berpendidikan lebih baik, beragam etnis, dan fokus pada kerja tim, prestasi, kesederhanaan, dan perilaku yang baik. 

    Milenial memiliki kemampuan bawaan menguasai teknologi, seperti kemampuan multitasking dalam penggunaan perangkat digital. Menurut pendapat populer, karakteristik Gen Z adalah tingginya pemahaman mereka akan teknologi. Hal ini karena sejak lahir sudah bersentuhan dengan gawai (Zorn, 2017). Gen Z merupakan orang yang lahir pada kurun 1995— 2010. Mereka disebut sebagai pend uduk asli digital karena sejak usia dini telah terpapar oleh internet dan telfon genggam (Francis & Hoefel, 2018).Istilah generasi milenial pertama kali dicetuskan oleh William dan Neil. Menurutnya generasi milenial adalah orang yang lahir dari rasio tahun 1980-2000 dikenal juga sebagai generasi Y. Generasi milenial memiliki karakter unik berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Salah satu ciri utama generasi milenial ditandai dengan peningkatan penggunaan dan keakraban komunikasi, media dan teknologi digital.Generasi ini memiliki ciri kreatif dan informatif yang punya passion dan produktivitas sesuai perkembangan kemajuan teknologi. 

    Sementara itu, ada generasi Z yang lahir setelah generasi milenial mereka lahir rentang tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Generasi Z atau penduduk asli era digital lahir di dunia digital dengan teknologi lengkap Personal Computer (PC), ponsel, perangkat gaming dan internet. Mereka menghabiskan waktu luang untuk menjelajahi web, lebih suka tinggal di dalam ruangan dan bermain online daripada pergi keluar dan bermain di luar  

    Peralihan generasi ini terjadi saat berkembang pesatnya teknologi global, yang kemudian melahirkan generasi Z punya pola pikir cenderung menginginkan hal serba instan. Gen Z punya keterkaitan erat dengan teknologi, kebutuhan bergantung kepada internet baik di dunia sosial, pendidikan, pengetahuan akan suatu hal yang membuat mereka kaku berkomunikasi di dunia nyata. Untuk selanjutnya generasi milenial dan generasi Z Peneliti sebut milenial dan gen Z dengan pola pikir berbeda generasi tetapi punya kesamaan melek terhadap teknologi. 

    Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. 

Generasi milenial, juga dikenal sebagai Generasi Y (atau Gen Y), adalah kelompok demografis yang mengikuti Generasi X dan Generasi Z sebelumnya. Istilah milenial diciptakan pada 1991 oleh sejarawan Neil Howe dan William Strauss dalam buku mereka 

Generations.Peneliti dan media populer menggunakan awal 1980-an sebagai tahun kelahiran awal dan pertengahan 1990-an hingga awal 2000-an sebagai tahun kelahiran akhir, dengan tahun 1981 sampai 1996 merupakan rentang definisi yang diterima secara luas untuk generasi tersebut.  

Sebagian besar generasi milenial adalah anak-anak dari generasi baby boomer (lahir antara 1944 -1964) dan Generasi X (1965-1979) awal. Generasi millennial sering kali menjadi orang tua dari Generasi Alfa.Generasi milenial umumnya ditandai dengan peningkatan penggunaan dan keakraban dengan Internet, perangkat seluler, dan media sosial. Itulah sebabnya mereka kadang-kadang disebut sebagai “digital natives”.Tegasnya, generasi milenial adalah mereka yang lahir antara 1980-an dan 1990-an atau di tahun 2020 berusia antara 23-38 tahun atau 2540 tahun. 

Nielsen Media Research telah mendefinisikan milenial sebagai orang dewasa berusia antara 22 dan 38 tahun pada tahun 2019. CNN melaporkan, penelitian sering kali menggunakan 1981–1996 untuk mendefinisikan milenial, tetapi terkadang 1980–2000. Generasi setelahnya, atau mereka yang berusia di bawah 23 tahun, disebut Generasi Z (lahir 1995-2019). Mereka yang lahir 2020 ke depan disebut Generasi Alfa.  

Pada tahun 2005, peneliti sosial Mark McCrindle menciptakan istilah “Generation Alpha” untuk mengidentifikasi kelompok yang lahir setelah Generasi Z. Dilansir dari Huffpost, Alpha sebagian besar adalah anak-anak dari Generasi Y dan karena orang tua lebih tua, memiliki lebih sedikit anak, lebih beragam secara budaya dan penghasilan lebih (umumnya berpenghasilan dua) daripada generasi orang tua mereka. 

Al Qur'an, dan menurut ulama/para ahli tentang kegunaan dalam bahasa melenial dan dan Gen Z 

  Di dalam Alquran cukup banyak ayat yang berkenaan dengan kesantunan. Beberapa di antaranya dikutipkan di bawah ini. 

 اِ ن  اِبْرٰهِيْ م     ل  وا  ه  حلِيْ  م ۗ 

 “... sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS 9 [AtTaubah]: 114). 

Ayat yang berbicara tentang bahasa di dalam Al Qur'an 

 وَمِنْ ءَايَٰتَِهِ خَلْقُ ٱلسَّمََٰوََٰتِ وَٱلْْرَْضِ وَٱخْتِلََٰفُ ألَْسِنتَكُِمْ وَ ألَْوََٰنكُِمْ إِنَّ فِى ذَٰلَِكَ لَءَايَٰتٍَ لِ لْعََٰلِمِينَ 

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. 

Pendapat ulama dan ahli tentang kesalahan penggunaan bahasa oleh milenial dan generasi Z sangat bervariasi, tetapi beberapa hal umum dapat diperhatikan: 

1. Kekhawatiran penggunaan bahasa Indonesia: Sebagian besar responden milenial dan generasi Z merasa khawatir jika penggunaan bahasa Indonesia terganggu atau rusak akibat bahasa asing ,Meskipun kelompok muda terkesan lebih multibahasa, mereka menyadari pentingnya bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. 

2. Penggunaan bahasa asing: Kelompok milenial dan generasi Z sering kali menggunakan bahasa asing bercampur bahasa Indonesia. Hal ini menjadi kebanggaan anak-anak muda tersebut dan mengarah pada khawatiran mereka terhadap kehilangan jati diri berbahasa. 

3. Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di media massa: Ejaan, bentuk, pilihan kata, dan struktur kalimat adalah beberapa hal yang menjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia di media massa. 

4. Penggunaan bahasa nonformal: Generasi Z sering menggunakan bahasa nonformal dalam percakapan sehari-hari dan menggemari tulisan yang mengandung bahasa Indonesia. Meskipun banyak orang Indonesia yang tidak menyadari penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat penting untuk diingat oleh orang lain, termasuk anak yang masih kecil. 

5. Metode dakwah untuk generasi milenial: Umat Muslim harus menggunakan metode dakwah yang sesuai dengan situasi dan waktu, seperti generasi milenial. Beberapa metode dakwah yang disarankan untuk generasi milenial meliputi metode bi al-Hikmah, metode al-mau'izah alhasanah, dan metode Wa Jadilhum bi al-lati Hiya Ahsan. 

Untuk mengatasi kesalahan penggunaan bahasa oleh milenial dan generasi Z, penting bagi umat Muslim dan ulama untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mendorong penggunaan bahasa asing dengan baik dan benar. Selain itu, pendidikan dan kebahasaan tentang penggunaan internet dan teknologi digital juga menjadi penting bagi mengatasi kesalahan penggunaan bahasa dalam generasi milenial dan generasi Z. 

Kesimpulan  

Berdasarkan hasil pencarian, terdapat beberapa studi kasus yang membahas tentang kesalahan penggunaan bahasa oleh generasi milenial dan Gen Z. Beberapa fenomena yang terjadi antara lain penggunaan bahasa asing yang digabungkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah, penggunaan bahasa gaul, dan kurangnya pemahaman orang tua terhadap penggunaan bahasa Jawa yang membuat mayoritas orang tua milenial mengajarkan anak menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, terdapat juga pandangan bahwa penggunaan bahasa asing bukanlah ancaman dan bahasa Indonesia masih menjadi bahasa utama dalam percakapan sehari-hari kalangan muda Dalam rangka menjaga eksistensi bahasa 

Indonesia, perlu adanya tindakan oleh semua pihak yang peduli terhadap penggunaan bahasa 

Indonesia yang baik dan benar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Artikel Populer tentang Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Iklan Media Cetak atau Digital Terbaru

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA CETAK

Bagaimanakah perkembangan Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa ?